Sifat Alloh


SIFAT ALLAH YANG WAJIB DIKETAHUI OLEH UMAT ISLAM

بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ

Dalam halaman ini sedikit saya akan membahas sifat-sifat Alloh, karena ternyata masih banyka umat islam yang belum memahami sifat-sifat Alloh yang wajib diketahui dan pahami semoga denagn adanya halaman ini, bisa membantu pengunjung blog untuk memahami, menghapal  sifat-sifat Alloh, dengan memahami sifat-sifat Alloh insha Alloh kita akan tambah keyakinan kita terhadap Alloh dan menjaukan diri dari sifat musrik kepada Alloh.

Berikut dibawah ini  20 Sifat Alloh yang wajib diketahui:
  1. Wujud : Ada Alloh
  2. Qidam : Terdahulu Alloh
  3. Baqo   : Maha kekal Alloh
  4. Muholafatul lil hawadisi : Alloh Berbeda dengan ciptaannya
  5. Qiyyamuhu Binafsihi : Alloh berdiri dengan Dzatnya
  6. Wahdaniyyah : Maha Esa Alloh, Maha tunggal
  7. Qudrot : Berkuasa Alah terhadap segalannya
  8. Irodat : Berkehendak Alloh
  9. Ilmu : Maha Mengetahui Alloh
  10. Hayat : Hidup dan menghidupkan Mahluk
  11. Sama' : Maha Mendengar Alloh
  12. Basor : Maha Melihat Alloh
  13. Kalam : Berbicara dan berfirman alloh
  14. Qodiron : Berkuasa Mengadakan dan mentiadakan
  15. Muridan : Yang menghendaki dan menentukan
  16. Aliman  : Yang mengetahui segala sesuatu
  17. Hayyan : Dzat Yang hidup dan menghidupkan
  18. Samiaan : Dzat yang maha Mendenagar
  19. Basiron : Dzat yang maha melihat beda dengan yang ada
  20. Mutakaliman : Dzat yang berbicara melalui firmannya
Mari kita bahas satu persatu dari sifat-sifat Alloh tersebut.

1. Wujud (Ada Alloh ) Adanya Alloh itu bukan karena ada yang mengadakan atau menciptakan, tetapi Alloh itu ada dengan zat-Nya sendiri.

Sifat mustahil-Nya adalah :  Adam  yang berarti tidak ada.

Untuk itulah kita tidak boleh meragukan atau mempertanyakan keberadaanNya.
Keimanan seseorang akan membuatnya dapat berpikir dengan akal sehat bahwa alam semesta beserta isinya ada karna Alloh yang menciptakannya.

“Sesungguhnya Rabb kamu ialah Alloh yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy.

Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya.

Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Alloh. Maha suci Allah, Rabb semesta alam“ … (QS. Al-A’raf :54)

Kepercayaan ada dan tidak adanya Allah SWT bergantung pada manusia itu sendiri yang bisa menggunakan akal sehatnya, sebagai bukti dengan adanya alam beserta isinya.

Jika kita perhatikan, maka dari mana alam semesta itu berasal ?
Siapakah Dia Yang Maha Kuasa dan Maha Agung itu ?
Dialah Alloh SWT yang Maha Suci dan Maha Tinggi.
Dialah yang mengadakan segala sesuatu di alam ini, termasuk diri kita.

Selain melihat alam semesta, kita juga dapat melihat tanda-tanda kekuasaan-Nya, seperti manusia dengan segala perlengkapan hidupnya di dunia ini. Tentu kita bisa berfikir bahwa semua yang ada pasti ada yang menciptakan, yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa ( Alloh SWT).

Terkait dengan hal ini Alloh SWT berfirman :

“Dan dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur. Da Dialah yang menciptakan serta mengembangbiakkan kamu di bumi ini dan kepada-Nyalah kamu akan dihimpun. Dan Dialah yang menghidupkn dan mematikan dan Dialah yang mengatur pertukaran malam da siang. Maka apakah kamu tidak berfikir?”   … (QS.Al Muminun :78-80).

2. Qidam ( Terdahulu Alloh )

Sifat Alloh ini menandakan bahwa Alloh swt sebagai Pencipta lebih dulu ada daripada semesta alam dan isinya yang Ia ciptakan.

Sifat mustahil-Nya adalah :  Hudus yang artinya baru.

Alloh SWT tidak berpermulaan sebab sesuatu yang berpermulaan itu adalah baru dan sesuatu yang baru itu namanya mahluk (yang diciptakan). Alloh SWT bukan mahluk melainkan Khalik (Maha Pencipta). Oleh karena itu Alloh SWT wajib bersifat qidam.

Firman Alloh SWT :

    “Dialah yang Awal dan yang Akhir, yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu“ … (QS. Al-Hadid :3)

Adanya Alloh itu pasti lebih awal daripada mahluk ciptaan-Nya. Seandainya keberadaan Alloh didahului oleh mahluk-Nya, maka semua ciptaan Alloh ini akan hancur berantakan. Hal ini tentu mustahil bagi Alloh karena Allah Maha pencipta, tidak mungkin ciptaannya lebih dahulu daripada yang menciptakan..



 3. Baqo’ ( Kekal  Alloh)

Kekalnya Alloh SWT tidak berkesudahan atau penghabisan.

Sifat mustahilnya adalah  :  Fana’ artinya rusak atau binasa.

Semua mahluk yang ada di alam semesta seperti manusia, binatang, tumbuhan, planet dan bintang akan rusak atau binasa sehingga disebut baru sebab ada awal dan ada akhirnya.

Manusia betapapun gagah perkasa dirinya, wajah elok nan rupawan, suatu saat akan menjadi tua dan mati. Demikian halnya dengan tumbuhan yang semula tumbuh subur maka lama kelamaan akan layu dan mati. Sungguh betapa hina dan lemahnya kita berbangga diri di hadapan Alloh SWT.

Betapa tidak patutnya kita berbangga diri dengan kehebatan yang kita miliki karena segala kehebatan itu hanyalah bersifat sementara. Hanya Alloh SWT Sang Pencipta yang bersifat kekal.

Firman Alloh SWT :

    “Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabb-mu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan“ … (QS. Ar-Rahman :26-27

4. Mukholafatu lil hawadits ( Alloh Berbeda dengan ciptaannya )

Berbeda dengan semua yang baru (mahluk).

Sifat mustahil-Nya adalah :  Mumasalatu lil hawadisi
Artinya serupa dengan semua yang baru(mahluk).

Sifat ini menunjukkan bahwa Alloh SWT berbeda dengan hasil ciptaan-Nya. Coba kita perhatikan tukang jahit hasil baju yang dijahit sendiri tidak mungkin sama dengan baju yang dibuat orang lain.

Begitu juga dengan tukang pembuat sepatu tidak mungkin sama dengan sepatu yang dibuatnya, bahkan robot yang paling canggih dan mirip manusia sekalipun tidak akan sama dengan manusia yang membuatnya.

Firman Alloh SWT :

    “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat“ … (QS. Asy-Syura :11)

Senada dengan ayat tersebut Allah SWT juga berfirman dalam ayat yang lain yang berbunyi :

    “Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia(Alloh).” … (QS Al Ikhlas :4)

Dari dua ayat di atas dapat diambil pelajaran bahwa yang dimaksud dengan tidak setara itu adalah tentang keagungan, kebesaran, kekuasaan dan ketinggian sifat-Nya. Tidak satupun dari mahluk-Nya yang menyerupai-Nya..


5. Qiyamuhu binafsihi ( Alloh berdiri dengan Dzatnya )

Qiyamuhu Binafsihi berarti Alloh SWT itu berdiri dengan zat sendiri tanpa membutuhkan bantuan yang lain. Maksudnya, keberadaan Allah SWT itu ada dengan sendirinya tidak ada yang mengadakan atau menciptakan.

Contohnya,
Alloh SWT menciptakan alam semesta ini karena kehendak sendiri tanpa minta pertolongan siapapun.

Sifat mustahil-Nya adalah :  Ihtiyaju lighairihi,
artinya membutuhkan bantuan yang lain. Alloh Berbeda sekali dengan manusia, manusia hidup di dunia ini tidak bisa hidup sendiri-sendiri. Mereka pasti saling membutuhkan antara satu dan yang lainnya karena mereka mahluk (yang diciptakan), sedangkan Alloh SWT adalah Maha Pencipta.

Firman Alloh SWT :

    “Allah tidak ada Tuhan selain Dia. Yang hidup kekal lagi senantiasa berdiri sendiri.”
    (QS Ali Imran:2)

Sadarlah ternyata kita ini mahluk yang sangat lemah karena tidak mampu hidup tanpa bantuan orang lain. Akan tetapi, sebagai manusia kita juga harus memiliki sifat mandiri supaa tidak bergantung pada orang lain.


6. Wahdaniyyah ( Maha Esa Alloh, Maha tunggal )

Alloh SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa., baik itu Esa zat-Nya, sifat-Nya, maupun perbuatannya.

Esa zat-Nya maksudnya zat Alloh SWT itu bukanlah hasil dari penjumlahan dan perkiraan atau penyatuan satu unsur dengan unsur yang lain mkenjadi satu. Berbeda dengan mahluk, mahluk diciptakan dari berbagai unsur, seperti wujudnya manusia, ada tulang, daging, kulit dan seterusnya.

Esa sifat-Nya artinya semua sifat-sifat kesempurnaan bagi Alloh SWT tidak sama dengan sifat-sifat pada mahluk-Nya, seperti marah, malas dan sombong.

Esa perbuatan-Nya berarti Alloh SWT berbuat sesuatu tidak dicampuri oleh perbuatan mahluk apapun dan tanpa membutuhkan proses atau tenggang waktu. Alloh SWT berbuat karena kehendak-Nya sendiri tanpa ada yang menyuruh dan melarang.

Sifat mustahil-Nya adalah :  Ta’adud 
Artinya berbilang atau lebih dari satu. Allah SWT mustahil (tidak mungkin) lebih dari satu. Seandainya lebih dari satu pasti terjadi saling bersaing dalam menentukan segala sesuatunya, kalau terjadi demikian pasti alam semesta tidak akan terwujud.

Perhatikan firman Alloh SWT berikut ini :

    ”Katakanlah (Muhammad ). Dialah Tuhan Yang Maha Esa . Alloh adalah Tuhan yang bergantung kepada_Nya segala sesuatu . dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” … (QS Al Ikhlas :1-4)

Meyakini ke-Esa-an Alloh SWT merupakan hal yang paling prinsip. Seseorang dianggap muslim atau tidak , bergantung pada pengakuan tentang ke-Esa-an Allah SWT. Hal ini dapat dibuktikan dengan cara bersaksi terhadap Alloh SWT, yaiut dengan membaca syahadat tauhid yang berbunyi : “Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah.”


7. Qudrot ( Berkuasa Alah terhadap segalannya)

Kekuasaan Alloh SWT, atas segala sesuatu itu mutlak, tidak ada batasnya dan tidak ada yang membatasi, baik terhadap zat-Nya sendiri maupun terhadap makhluk-Nya. Berbeda dengan kekuasaan manusia ada batasnya dan ada yang membatasi.

Sifat mustahil-Nya adalah :  ‘Ajzu,
artinya lemah. Alloh SWT tidak mungkin bersifat lemah. Bagi Alloh SWT, jika sudah berkehendak melakukan atau melakukan sesuatu, maka tidak ada satu pun yang dapat menghalangin-Nya. Dengan demikian, Alloh SWT tetap bersifat kudrat (kuasa) dan mustahil bersifat ‘ajzu (lemah).

Firman Alloh SWT :

    “Sesungguhnya ALLOH berkuasa atas segala sesuatu“ … (QS. Al-Baqarah :20)

Sungguh idak patut manusia bersifat sombong dengan kekuasaan yang kita miliki karena sebesar apapun Alloh SWT. Pasti lebih kuasa. Oleh karena itu, kita sebagai hamba Alloh yang hidup di muka bumi harus berkarya, berkreasi, dan berinovasi.

8.Irodat : ( Berkehendak Alloh )

Alloh SWT menciptakan alam beserta isinya atas kehendak-Nya sendiri, tanpa ada paksaan dari pihak lain atau campur tangan dari siapa pun  Apapun yang Alloh SWT kehendakin pasti terjadi, begitu juga setiap setiap Alloh SWT tidak kehendaki pasti tidak terjadi.

Berbeda dengan kehendak atau kemauan manusia, tidak sedikit manusia mempunyai keinginan, tetapi keinginan itu kandas di tengah jalan. Apabila manusia berkeinginan tanpa disertai dengan kehendak Alloh SWT. Pasti keinginan itu tidak terwujud. Hal ini menunjukan bahwa manusia memiliki keterbatasan, sedangkan Alloh SWT memiliki kehendak yang tidak terbatas.

Sifat mustahil-Nya adalah :  Karahah,
Artinya terpaksa. Jika Alloh SWT bersifat karahah (terpaksa) pasti alam jagat raya yang kita tempai ini tidak terwujud sebab karahah itu adalah sifat kekurangan, sedangkan Alloh SWT, wajib bersifat kesempurnaan. Dengan demikian, Alloh SWT. Wajib bersifat iradah (berkehendak) mustahil bersifat karahah (terpaksa).

Untuk menguatkan keyakinan kita, Alloh SWT berfirman :

    “Sesungguhnya perintah-Nya apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:”Jadilah”maka terjadilah” …. (QS. Yasin : 82)

Sebagai manusia kita harus mempunyai kemauan, keinginan, dan cita-cita yang bertujuan membangun hari esok yang lebih baik karena kita hidup di muka bumi ini hanya bersifat sementara. Oleh karena itu, apapun yang kita cita-citakan dengan tujuan mengharap rida Alloh SWT.

9. Ilmu ( Maha Mengetahui Alloh)

Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, meskipun pada hal yang tidak terlihat.

Sifat mustahil-Nya adalah :  Jahlun yang artinya bodoh.

Alloh SWT memiliki pengetahuan atau kepandaian yang sangat sempurna, artinya ilmu Allah SWT itu tidak terbatas dan tidak pula dibatasi. Alloh SWT mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik yang tampak maupun yang gaib.

Bahkan, apa yang dirahasiakan didalam hati manusia sekali pun. Bukti kesempurnaan ilmu Alloh SWT, ibarat air laut menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Alloh SWT, tidak akan habis kalimat-kalimat tersebut meskipun mendatangkan tambahan air yang banyak seperti semula.

Kita sering kagum atas kecerdasan dan ilmu yang dimiliki orang-orang pintar di dunia ini. Kita juga takjub akan indahnya karya dan canggihnya tekhnologi yang diciptakan manusia. Sadarkah kita bahwa ilmu tersebut hanyalah sebagian kecil saja yang diberikan Alloh SWT kepada kita ?.

Firman Alloh SWT :

    ”Alloh SWT mengetahui apa yang ada dilangit dan apa yang ada di bumi dan Alloh Maha Mengetahui segala sesuatu.”  (QS Al Hujurat:16)

Oleh karena itu, sebagai hamba Alloh SWT, seharusnya terdorong untuk terus menimba ilmu. Kita sadar bahwa sebanyak apapun ilmu yang telah kita ketahui, masih lebih banyak lagi ilmu yang belum kita ketahui.

10. Hayat ( Hidup dan menghidupkan Mahluk )

Hidupnya Alloh tidak ada yang menhidupkannya melainkan hidup dengan zat-Nya sendiri karena Alloh Maha Sempurna, berbeda dengan makhluk yang diciptakan-Nya.

Sifat mustahil-Nya adalah :  Mautun yang artinya mati.

Contohnya,
Manusia ada yang menghidupkan. Selain itu, mereka juga mmebutuhkan makanan, minuman, istirahat, tidur, dan sebagainya. Akan tetapi, hidupnya Alloh SWT tidak membutuhkan semua itu. Alloh SWT hidup selama-lamanya, tidak mengalami kematian bahkan mengantuk pun tidak.

Firman Alloh SWT :

    ”Alloh tidak ada Tuhan melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur” … (QS Al Baqarah: 255)

Alloh SWT selalu mengurus dan mengawasi seluruh makhluk ciptaan-Nya. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berhati-hati dalam segala tindakan karena gerak gerik kita akan di awasi dicatat Alloh SWT. Kelak di akhirat seluruh amalan tersebut akan kita pertanggung jawabkan.


11. Sama’ (Maha Mendengar Alloh )


Alloh SWT mendengar setiap suara yang ada di alam semesta ini. Yidak ada suara yang terlepas dari pendengaran Alloh SWT walaupun suara itu lemah dan pelan., seperti suara bisikan hati dan jiwa manusia.

Pendengaran Alloh SWT berbeda dengan pendengaran mahluk –Nya karena tidak terhalang oleh suatu apapun, sedangkan pendengaran mahluk-Nya dibatasi ruang dan waktu.

Sifat mustahil-Nnya adalah :  Summun artinya tuli (tidak mendengar).

Alloh SWT mustahil bersifat tuli (tidak mendengar) sebab sekiranya Alloh SWT tidak mendengar pasti segala permohonan dan pernyataa syukur hamba-Nya tidak akan diterima-Nya.

Selain itu penghiaan orang kafir, orang musrik, orang munafiq, dan lain sebagainya tidak dihiraukan-Nya. Oleh karena itu Alloh SWT tetap bersifat sama’ mustahil bersifat summun .

Sebagaimana Firman Alloh SWT dalam surah Al Maidah berikut.

    ”Dan Alloh-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” … (QS Al Maidah :76)

Sebagai seorang muslim seharusnya kita senantiasa bertingkah laku, bersikap, dan berbicara dengan bahasa yang santun dan mengeluarkan ucapan-ucapan yang baik lagi bermanfaat. Karena Alloh SWT pasti mendengar segala perkataan m,anusia, baik terucap maupun di dalam hati.


12. Basor ( Maha Melihat Alloh )

Alloh SWT melihat segala sesuatu yang ada di alam semesta ini . penglihatan Alloh bersifat mutlak, artinya tidak dibatasi oleh jarak( jauh atau dekat) dan tidak dapat dihalangi oleh dinding (tipis atau tebal). Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, kecil maupun besar, tampak atau tidak tampak, pasti semuanya terlihat oleh Alloh SWT.

Sifat mustahil-Nya adalah :  ‘Umyun,  artinya buta.
Alloh SWT wajib bersifat kesempurnaan. Seandainya Alloh SWT itu buta pasti alam semesta ini tidak akan ada karena Alloh SWT tidak dapat melihat apa yang diciptakan-Nya.

Firman Alloh SWT sebagai berikut.

    ”Dan Allah maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”  (al-Baqarah: 265)

Dengan memahami sifat besar Alloh SWT hendaknya kita selalu berhati-hati dalam berbuat. Mungkin kita bisa berbohong kepada manusia, seperti orang tua, guru, atau teman. Akan tetapi kita tidak akan bisa berbohong kepada Alloh SWT.

Oleh karena itu , berbuat baiklah supaya kita tidak perlu cemas jika kita harus mempertanggung jawabkannya kelak di akhirat.


13. Kalam ( Berbicara dan berfirman alloh )

Alloh SWT bersifat kalam artinya Alloh SWT berfirman dalam kitab-Nya yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya. Pembicaraan Alloh SWT tentu tidak sama dengan pembicaraan manusia karena Alloh SWT tidak berorgan (panca indra), seperti lidah dan mulut yang dimiliki oleh manusia.

Alloh SWT berbicara tanpa menggunkan alat bantu yang berbentuk apapun sebab sifat kalam Alloh SWT sangat sempurna. Sebagai bukti bahwa adanya wahyu Alloh SWT berupa al qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul sebelum Nabi Muhammad SAW.

Sifat mustahi-Nya adalah :  Bukmun, artinya Bisu.

Alloh SWT mustahil bersifat bisu. Seandainya Alloh SWT bersifat bisu mana mungkin para utusan-Nya bisa mengerti maksud wahyu yang diturunkan kepada tersebut, baik dalam bentuk perintah maupun larangan.

Padahal kenyataannya semua itu tidak mungkin terjadi. Firman Alloh SWT

    ”Dan Alloh berkata kepada Musa dengan satu perkataan yang jelas”
    (QS AnNisa’ :164)

Oleh karena itu kita sebagai hamba Alloh SWT hendaknya membiasakan diri mengucapkan kalimat-kalimat tayyibah, artinya kata-kata yang mulia, seperti ketika kita berbuat salah, maka segeralah membaca istighfar.

Apabila kita menerima nikmat, maka segeralah mengucapkan hamdalah. Selain itu, kita juga harus membiasakan diri bertutur kata yang lemah lembut dan sopan santun dengan sesama manusia.


14. Qadiron ( Berkuasa Mengadakan dan mentiadakan )

Keadaan Alloh Ta’ala Yang Berkuasa Mengadakan Dan Mentiadakan.

Hakikatnya iaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala ,
tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , iaitu lain daripada
sifat Qudrat.Sifat Allah ini berarti Alloh adalah Dzat yang Maha Berkuasa.

Alloh tidak lemah, Ia berkuasa penuh atas seluruh makhluk dan ciptaanNya.

    “Sesungguhnya Allloh berkuasa atas segala sesuatu“

    (QS. Al Baqarah :20).


15. Muridan ( Yang menghendaki dan menentukan )


Keadaan Alloh Ta’ala Yang Menghendaki dan menentukan tiap-tiap sesuatu.

Hakikatnya iaitu sifat yang berdiri dengan zat Alloh Ta’ala ,
tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , iaitu lain daripada
sifat Iradat.Allah memiliki sifat Muridun, yaitu sebagai Dzat Yang Maha Berkehendak.

Ia berkehendak atas nasib dan takdir manusia.

“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki“  (QS. Hud :107)


16.  Alimun ( Yang mengetahui segala sesuatu )

Keadaan Alloh Ta’ala Yang Mengetahui akan Tiap-tiap sesuatu.

Hakikatnya iaitu sifat yang berdiri dengan Dzat Alloh Ta’ala , tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , iaitu lain daripada sifat Al-Ilmu.

Sifat Allah ‘Alimun, yaitu Dzat Yang Maha Mengetahui. Alloh mengetahui segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi.

Alloh pun dapat mengetahui isi hati dan pikiran manusia.

    “Dan Allloh Maha Mengetahui sesuatu“ … (QS. An Nisa’ :176)


17. Hayyan ( Dzat Yang hidup dan menghidupkan )

Keadaan Alloh Ta’ala Yang Hidup.

Hakikatnya iaitu sifat yang berdiri dengan zat Alloh Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , iaitu lain daripada sifat Hayat.

Alloh adalah Dzat Yang Hidup.

Alloh tidak akan pernah mati, tidak akan pernah tidur ataupun lengah.

    “Dan bertakwalah kepada Alloh yang hidup kekal dan yang tidak mati“
    (QS. Al Furqon :58)


18. Samiaan ( Dzat yang maha Mendenagar )

Keadaan Alloh Ta’ala Yang Mendengar akan tiap-tiap yang Maujud.

Hakikatnya iaitu sifat yang berdiri dengan zat Alloh Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum, iaitu lain daripada sifat Sama’.

Alloh adalah Dzat Yang Maha Mendengar.

Alloh selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan atau doa hambaNya.

    “Alloh Maha Mendengar dan Maha Mengetahui“  (QS. Al Baqoroh :256).


19. Basiron ( Dzat yang maha melihat beda dengan yang ada )

Keadaan Alloh Ta’ala Yang Melihat akan tiap-tiap yang Maujudat ( Benda yang ada ).

Hakikatnya iaitu sifat yang berdiri dengan zat Alloh Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , iaitu lain daripada sifat Bashar.

Alloh adalah Dzat Yang Maha Melihat. Sifat Alloh ini tidak terbatas seperti halnya penglihatan manusia.

Alloh selalu melihat gerak-gerik kita. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik.

    “Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan“ (QS. Al Hujurat :18)


20. Mutakaliman ( Dzat yang berbicara melalui firmannya)
Keadaan Alloh Ta’ala Yang Berkata-kata.

Hakikatnya iaitu sifat yang berdiri dengan zat Alloh Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , iaitu lain daripada sifat Qudrat.

Sifat Alloh ini berarti Yang Berbicara. Alloh tidak bisu, Ia berbicara atau berfirman melalui ayat-ayat Al Quran.

Bila Al Quran menjadi pedoman hidup kita, maka kita telah patuh dan tunduk terhadap Alloh swt.

0 comments:

Post a Comment